"Alhamdulillahillazii ahyanaa ba'damaa 'amaa tanaa wa ilaihinnudzur..." inilah yang sabuah do'a yang biasa kita lantunkan sehabis bangun tidur......
masih terasa kadang pundak... terasa pegal-pegal, mata masih merem-merem samar bagaikan sipitnya orang jepang, ditambah lagi rasa malas untuk beranjak dari ranjang tidur...... hmm.... lagi-lagi selimut ditarik tuk melanjutkan mimpi yang sebelumnya terlewati.... Ya Allah....
kadang ada banyak keburukan tidur di pagi hari, terutama bisa membuat pusing kepala kita karena dibawa berbaring terus-menerus.... dan masih banyak lagi dampak serius lainnya yang bahkan mungkin lebih membahayakan diri kita, Na 'udzuubillah himin dzaalik....
dibalik masih redupnya cahya dari balik Ufuk timur dimana terbitnya sang Mentari yang masih menyimpan ribuan bahkan sejuuta..... Pahala yang akan ditaburkan bagi yang mengamalkan hal-hal yang bermanfa'at di pagi hari, subhanallah bukankah itu suatu rezeqi yang melimpah yang telah Allah anugrahkan setiap harinya kepada kita? mengapa kita tidak memanfa'atkan momen-momen tersebut? bukankah itupun namanya "Fastabiqul Khoirot"?
mau tahu dan kepingin banyak dapat pahala? ini dia tips-nye....
Hal yang paling utama adalah aktivitas membaca Al-Qur'an dan mengtadaburinya......
dengan begitu hati terasa bening,, dan fresh tentunya sebagaimana yang kita ketahui yang tercantum dalam hadist ini:
اقْرَءُوا
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ
فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ
أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ
صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ
فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلاَ تَسْتَطِيعُهَا
الْبَطَلَةُ
“Bacalah Al Qur’an karena Al Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai syafi’ (pemberi syafa’at) bagi yang membacanya. Bacalah
Az Zahrowain (dua surat cahaya) yaitu surat Al Baqarah dan Ali Imran
karena keduanya datang pada hari kiamat nanti seperti dua awan atau
seperti dua cahaya sinar matahari atau seperti dua ekor burung yang
membentangkan sayapnya (bersambung satu dengan yang lainnya), keduanya
akan menjadi pembela bagi yang rajin membaca dua surat tersebut. Bacalah
pula surat Al Baqarah. Mengambil surat tersebut adalah suatu keberkahan
dan meninggalkannya akan mendapat penyesalan. Para tukang sihir tidak
mungkin menghafalnya.” (HR. Muslim no. 1910. Lihat penjelasan hadits ini secara lengkap di At Taisir bi Syarhi Al Jami’ Ash Shogir, Al Munawi, 1/388, Asy Syamilah)dan untuk dapat memahami makna dan isi kandungan Al-Qur'an kita bisa melihat dari kitab/tafsir-tafsir terutama Tafsir Imam Syafi'i dan As-Sa'di yang memiliki banyak faedah didalamnya
Dari Abu Musa Al Asy’ariy, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
الْمُؤْمِنُ
الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالأُتْرُجَّةِ ، طَعْمُهَا
طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ ، وَالْمُؤْمِنُ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالتَّمْرَةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلاَ رِيحَ
لَهَا ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
كَالرَّيْحَانَةِ ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ
الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ ، طَعْمُهَا
مُرٌّ - أَوْ خَبِيثٌ - وَرِيحُهَا مُرٌّ
“Permisalan orang yang membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah,
rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an dan
mengamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak
beraroma. Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an bagaikan hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Bukhari no. 5059)
Hal yang kdua yang tak kalah penting adalah Mengulang hafalan-hafalan Al-qur'an
Bagi yang memiliki hafalan Al Qur’an juga dapat mengisi waktu paginya
dengan mengulangi hafalan karena waktu pagi adalah waktu terbaik untuk
menghafal dibanding dengan waktu siang yang penuh dengan kesibukan. Di
antara keutamaan menghafal Al Qur’an terdapat dalam hadits berikut.
يُقَالُ
لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ
فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
“Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) Al Qur’an
nanti : ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia
mentartilnya. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau
baca (hafal).” (HR. Abu Daud no. 1464 dan Tirmidzi no. 2914. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 2240 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Yang dimaksudkan dengan ‘membaca’ dalam hadits ini adalah menghafalkan Al Qur’an. Perhatikanlah perkataan Syaikh Al Albani berikut dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 2440.
“Ketahuilah bahwa yang dimaksudkan dengan shohibul qur’an
(orang yang membaca Al Qur’an) di sini adalah orang yang menghafalkannya
dari hati sanubari. Sebagaimana hal ini ditafsirkan berdasarkan sabda
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain, ‘Suatu kaum akan dipimpin oleh orang yang paling menghafal Kitabullah (Al Qur’an).’
Kedudukan yang bertingkat-tingkat di surga nanti tergantung dari
banyaknya hafalan seseorang di dunia dan bukan tergantung pada banyak
bacaannya saat ini, sebagaimana hal ini banyak disalahpahami banyak
orang. Inilah keutamaan yang nampak bagi seorang yang menghafalkan Al
Qur’an, namun dengan syarat hal ini dilakukan untuk mengharap wajah
Allah semata dan bukan untuk mengharapkan dunia, dirham dan dinar.
Ingatlah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
أَكْثَرَ مُنَافِقِي أُمَّتِي قُرَّاؤُهَا
“Kebanyakan orang munafik di tengah-tengah umatku adalah qurro’uha (yang menghafalkan Al Qur’an dengan niat yang jelek).” (HR. Ahmad, sanadnya hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth).” [Makna qurro’uha di sini adalah salah satu makna yang disebutkan oleh Al Manawi dalam Faidhul Qodir Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 2/102 (Maktabah Syamilah)]Bagi yang sudah memiliki banyak hafalan, ikatlah hafalan tersebut dengan banyak mengulanginya.
Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا
مَثَلُ صَاحِبِ الْقُرْآنِ كَمَثَلِ الإِبِلِ الْمُعَقَّلَةِ إِنْ عَاهَدَ
عَلَيْهَا أَمْسَكَهَا وَإِنْ أَطْلَقَهَا ذَهَبَتْ
“Sesungguhnya orang yang menghafalkan Al Qur’an adalah bagaikan
unta yang diikat. Jika diikat, unta itu tidak akan lari. Dan apabila
dibiarkan tanpa diikat, maka dia akan pergi.” (HR. Bukhari no. 5031 dan Muslim no. 789).Dalam riwayat Muslim yang lain terdapat tambahan,
وَإِذَا قَامَ صَاحِبُ الْقُرْآنِ فَقَرَأَهُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ذَكَرَهُ وَإِذَا لَمْ يَقُمْ بِهِ نَسِيَهُ
”Apabila orang yang menghafal Al Qur’an membacanya di waktu malam
dan siang hari, dia akan mengingatnya. Namun jika dia tidak melakukan
demikian, maka dia akan lupa.” (HR. Muslim no. 789)
Al Faqih Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin memiliki
kebiasaan menghafal Al Qur’an di pagi hari sehingga bisa menguatkan
hafalannya. Beliau rahimahullah mengatakan,
“Cara yang paling bagus untuk menghafalkan Al Qur’an -menurutku-
adalah jika seseorang pada suatu hari menghafalkan beberapa ayat maka
hendaklah dia mengulanginya pada keesokan paginya. Ini lebih akan
banyak menolongnya untuk menguasai apa yang telah dia hafalkan di hari
sebelumnya. Ini juga adalah kebiasaan yang biasa saya lakukan dan
menghasilkan hafalan yang bagus.” (Kitabul ‘Ilmi, hal. 105, Darul Itqon Al Iskandariyah)
Barulah Hal yang Ketiga adalah Membaca Dzikir-dzikir Pagi
Waktu pagi juga bisa diisi dengan membaca dzikir-dzikir pagi. Bacaan
dzikir di waktu pagi secara lebih lengkap dapat dilihat dalam kitab Hisnul Muslim yang disusun oleh Syaikh Sa’id bin Wahf Al Qohthoni.
Di antara dzikir di pagi hari yang mudah untuk kita baca adalah bacaan istigfar.
مَا أَصْبَحْتُ غَدَاةً قَطٌّ إِلاَّ اِسْتَغْفَرْتُ اللهَ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Tidaklah aku berada di pagi hari (antara terbit fajar hingga
terbit matahari, pen) kecuali aku telah beristigfar pada Allah sebanyak
100 kali.” (HR. An Nasa’i. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no. 1600. Lihat Al Mu’jam Al Awsath lith Thobroniy, 8/432, Asy Syamilah)Dan bacaan istigfar yang paling sempurna adalah sebagaimana yang terdapat dalam shohih Al Bukhari dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Penghulu istigfar adalah apabila engkau mengucapkan,
اَللَّهُمَّ
أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا
عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ،
وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ
إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada Tuhan yang berhak
disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah
hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku
berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui
nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah
aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.” (HR. Bukhari no. 6306)
Bacaan sayyidul istigfar ini meliputi makna taubat dan
terdapat pula hak-hak keimanan. Di dalam bacaan ini juga terkandung
kemurnian ibadah dan kesempurnaan ketundukan serta perasaan sangat butuh
kepada Allah. Sehingga bacaan dzikir ini melebihi bacaan istigfar
lainnya karena keutamaan yang dimilikinya.
Juga bacaan sederhana yang bisa kita baca adalah dengan membaca surat
Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas masing-masing 3x.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِى وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ »
“Membaca Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlas) dan Al Muwa’idzatain
(surat Al Falaq dan An Naas) ketika sore dan pagi hari sebanyak tiga
kali akan mencukupkanmu dari segala sesuatu).” (HR. Abu Daud no. 5082.
Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud mengatakan bahwa hadits ini hasan)
–Semoga kita termasuk orang yang selalu merutinkannya di setiap pagi dan sore-
dan yang Hal terakhir adalah ~Menuntut ilmu agama~
Waktu pagi juga bisa kita isi dengan mempelajari ilmu agama. Hal ini
bisa kita lakukan dengan menghadiri majelis ilmu atau dengan membaca
berbagai kitab para ulama.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”Ibnu Umar menjawab, "Dalam menuntut ilmu dan shaf pertama." (Atsar ini diriwayatkan oleh Ibnu 'Abdil Barr dalam Al Jami' li Akhlaqir Rawi wa Aadabis Sami', 1 /150 dan As-Sam'aany dalam Adabul Imla' wal Istimla', 1/129)
Semoga kita termasuk orang-orang yang mengisi waktu pagi dengan hal-hal yang bermanfaat.
Alhamdulillah, berakhir pula tulisan kami mengenai waktu pagi, yang
kami sajikan dalam lima seri tulisan. Mudah-mudahan buku ini bisa
diterbitkan sehingga bermanfaat luas bagi kaum muslimin.
Semoga Allah selalu memberikan ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyib, dan menjadikan amalan kita diterima di sisi-Nya.
Innahu sami’un qoriibum mujibud da’awaat. Alhamdulillahilladzi
bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina
Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Selesai disusun di Pondok Sahabat, Pogung Kidul
Di pagi hari yang penuh barokah, 19 Rojab 1429 H
bertepatan dengan 22 Juli 2008
Nah, Akhowati Fillah tercinta inilah beberapa hal-hal yang penting yang bisa hari ini ana sebarkan, Semoga hal-hal yang dicatat kemarin dan hari ini, tidak sia-sia melainkan membuahkan sebuah hasil amaliyah yang nantinya akan digantikan dengan ganjaran pahala yang tiada terkira,, amin yaa robbal 'alamin...
Sumber: Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal